Sabtu, 25 Januari 2014

Elemen Laporan Keuangan




Pengertian dan Elemen Laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Informasi dari laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh beberapa kalangan seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat berdasarkan PSAK (2004). Investor menggunakan informasi untuk membantu apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Karyawan menggunakan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja. Pemberi pinjaman dan pemasok menggunakan informasi untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Pelanggan menggunakan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama pada saat mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. Pemerintah menggunakan informasi untuk dapat menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Masyarakat menggunakan laporan keuangan untuk mendapatkan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Transaksi dicatat ke akun-akun, sesuai dengan definisi elemennya. Elemen laporan keuangan dipisah menjadi 2. Elemen yang menunjukkan posisi keuangan (ada di laporan neraca), dan elemen yang menunjukkan kinerja (ada di laporan laba rugi).
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
1. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai entitas sebagai hasil dari transaksi di masa lalu, dan memiliki manfaat ekonomik di masa depan.
Dari definisi ini dapat ditarik beberapa poin penting elemen aset:
  • Sumber daya ekonomi: Artinya, segala sumber daya ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh entitas merupakan aset. Sumber daya ini tidak hanya yang berwujud namun juga takberwujud.
·         Sebagai hasil dari transaksi di masa lalu: Aset dikuasai entitas karena berasal dari transaksi di masa lalu. Sebagai contoh: didapat dari pembelian (gedung, mobil, persediaan, lisensi, paten), dari penjualan (kas, piutang), didapat dari transaksi pemberian (hibah).
·         Memiliki manfaat ekonomik di masa depan: Manfaat ekonomik ini artinya dapat menghasilkan aliran masuk kas di masa depan (baik langsung maupun tak langsung). Contoh: piutang (nanti kalau sudah dibayar akan menghasilkan kas), gedung (jika digunakan untuk kegiatan administratif atau operasi akan menghasilkan aliran masuk kas). Kas (jika dimanfaatkan untuk membeli persediaan atau hal-hal lain, dapat menghasilkan aliran masuk kas secara tidak langsung)
Pada umumnya di Indonesia, aset disajikan di Laporan Posisi Keuangan berdasar urutan kelancarannya. Walaupun hal ini bukan merupakan aturan yang wajib. Kelancaran ini dilihat dari seberapa mudah aset dikonversi menjadi kas/setara kas. Aset lancar adalah aset yang dikuasai entitas sampai satu periode pelaporan (1 tahun kurang), contoh: kas (perputaran uang sangat cepat, bisa jadi harian), piutang jangka pendek (piutang yang jangka pelunasannya sampai 1 tahun), persediaan (perputaran persediaan barang dagangan juga cepat). Aset tidak lancar adalah aset yang dikuasai entitas sampai lebih dari satu periode pelaporan (lebih dari satu tahun). Aset tidak lancar dibedakan menjadi berwujud dan takberwujud. Berwujud contohnya gedung (dikuasai lebih dari satu tahun), mobil. Takberwujud contohnya lisensi, hak cipta, paten.
2. Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban masa kini entitas yang muncul dari kejadian di masa lalu yang akan mengakibatkan aliran keluar manfaat ekonomik di masa depan.
Dari definisi ini dapat ditarik beberapa poin penting elemen liabilitas yaitu:
  • Kewajiban masa kini: Artinya, liabilitas itu merupakan kewajiban yang ada saat ini, untuk dilunasi di masa mendatang (pada saatnya, atau pada saat jatuh temponya). Contoh: utang usaha (sekarang kita punya kewajiban untuk melunasinya di masa depan).
  • Muncul dari kejadian di masa lalu: artinya, kewajiban ini muncul karena kejadian transaksi di masa lalu. Misalnya, membeli mobil kredit (berarti sekarang kita punya utang untuk melunasi pembelian mobil).
  • Mengakibatkan aliran keluar manfaat ekonomik di masa depan: artinya, kewajiban ini harus dilunasi di masa mendatang, menggunakan sumber daya ekonomik yang dimiliki. Misalnya, pelunasan kredit mobil menggunakan kas, pelunasan utang bank dengan penyerahan gedung (misalnya tidak punya uang).
    • Bisa jadi, pada saat pelunasan, entitas tidak memiliki cukup dana atau aset lain yang bisa digunakan untuk melunasi. Dalam hal ini, entitas bisa melakukan penukaran kewajiban dengan ekuitas. Caranya dengan mengkonversi utang menjadi saham. (tadinya utang ke kreditor, diubah jadi utang ke pemilik).

3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual pemilik atas aset entitas (atau disebut aset bersih). Penjelasannya melalui persamaan akuntansi: Aset = Liabilitas + Ekuitas. Liabilitas dipindah ke ruas kiri, maka Aset – Liabilitas = Ekuitas.
Aset yang sudah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban ke kreditor menghasilkan aset bersih. Ibaratnya, kewajiban ke kreditor dilunasi dengan aset, sisanya adalah aset bersihnya. Aset bersih ini = ekuitas.
Dalam persamaan akuntansi, terlihat bahwa ekuitas yang merupakan hak pemilik atas aset ini urutannya setelah liabilitas (aset = liabilitas + ekuitas). Artinya, hak pemilik atas aset ini harus setelah dikurangi pengembalian ke kreditor. Sehingga ekuitas adalah hak residual pemilik atas aset.
Penghitungan ekuitas dalam laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:
Ekuitas Awal (dari periode sebelumnya) + Setoran Modal Tambahan (jika pemilik menambah setoran) – Pengembalian ke Pemilik (dividen atau prive) + Saldo Laba (dari laba rugi).
Dari perhitungan dalam perubahan ekuitas, dapat disimpulkan bahwa ekuitas tidak sama dengan modal. Walaupun dalam persamaan dasar, ekuitas = modal (capital). Namun setelah entitas berkinerja, ekuitas = modal + saldo laba.
Kinerja (Laporan Laba Rugi)
Kinerja adalah kegiatan berupaya untuk mendapatkan hasil. Upaya ini disebut Beban (Expense), hasilnya adalah Pendapatan (Revenue). Selisih antara Beban dan Pendapatan adalah laba/rugi.
1. Pendapatan
Pendapatan adalah sumber pemerolehan dana yang berasal dari kegiatan usaha baik rutin (pendapatan) maupun nonrutin (untung).
Pendapatan dikelompokkan menjadi:
-          Pendapatan rutin
  • Pendapatan rutin dari kegiatan operasi (penjualan barang dagangan, pendapatan jasa)
  • Pendapatan rutin dari kegiatan nonoperasi (pendapatan bunga bank)
-          Pendapatan nonrutin
  • Untung (misalnya untung penjualan aset tetap – karena tidak setiap periode kita bisa menjual aset tetap, dll).
2.  Biaya (Expense – berdasar PSAK 1: Beban)
Biaya adalah penggunaan sumber daya yang berasal dari kegiatan usaha baik rutin (biaya) maupun nonrutin (rugi).
Biaya dikelompokkan menjadi:
-         Biaya rutin
  • Biaya rutin dari kegiatan operasi (biaya usaha, kos barang terjual/COGS)
  • Biaya rutin dari kegiatan nonoperasi (biaya administrasi, biaya asuransi, biaya gaji)
-          Biaya nonrutin
Laporan keuangan terdiri dari:
1.     Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
2.     Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
3.     Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
4.     Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Terdapat sepuluh elemen-elemen laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai yang ditegaskan oleh FASB dalam SFAC No. 2. Sepuluh elemen tersebut antara lain:
1.     Aset
2.     Kewajiban
3.     Ekuitas
4.     Investasi.
5.     Distribusi
6.     Laba Komprehensif
7.     Pendapatan
8.     Untung
9.     Kerugian
10.                        Biaya


Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan neraca dikenal dua pendekatan, yaitu:
1.      Articulated Approach, kedua laporan dianggap memiliki hubungan matematis, laba rugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu dengan asumsi tidak ada transaksi modal dan penyesuaian modal.
2.      Non-Articulated Approach, kedua laporan tersebut tidak memiliki hubungan, minimal tidak otomatis dan masing-masing berdiri sendiri antara satu sama lain.

Ada tiga hal penting yang harus diingat dalam mempertimbangkan apakah suatu transaksi dapat dianggap sebagai elemen laporan keuangan atau tidak, yaitu:
a.           Konsep income dalam istilah tadi harus dianggap lebih luas dari pada istilah income menurut akintansi secara tradisional
b.           Pengertian asset, liabilities, equity menyangkut pada jumlah kekayaan, klaim terhadap sumber-sumber tadi pada suatu waktu tertentu. Sedangkan pengertian revenues, expense, gains dan losses menyangkut pengaruh transaksi, kejadian selama periode tertentu (dari satu tanggal ke tanggal lain).
c.            Nilai asset, liabilities, equity dianggap berubah akibat pengaruh revenue, expense, gain, loss.

0 komentar:

Posting Komentar