Senin, 14 April 2014

Ch.6- Pengukuran Variabel: Definisi Operasional



Pengukuran variabel dalam kerangka dasar konseptual adalah sebuah bagian yang utuh dari penelitian dan sebuah aspek yang penting dari desain penelitian. Pengukuran ini penting untuk memperoleh hasil atas apa yang hendak diteliti atau diuji.

BAGAIMANA VARIABEL-VARIABEL DIUKUR
            Untuk mengukur hipotesis  yang beragam di tempat kerja memengaruhi efektivitas organisasi maka kita harus mengukur keragaman di tempat kerja dan efektivitas organisasi. Pengukuran adalah penegasan atas angka atau simbol lain untuk karakteristik atau atribut dari suatu objek sesuai dengan set aturan tertentu. Objek dapat meliputi orang, uni strategi bisnis, perusahaan, Negara, dan sebagainya. Atribut dari sebuah objek yang dapat diukur secara fisik oleholeh beberapa instrumen yang dikalibrasi tidak menimbulkan masalah pengukuran.
            Pengukuran dari sejumlah atribut abstrak dan subjektif jauh lebih sulit karena tidak mudah untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara keragaman di tempat kerja, keahlian manajerial, dan efektivitas organisasi.Variabel tertentu membiarkan diri untuk pengukuran mudah melalui penggunaan alat ukur yang tepat serta atribut fisik tertentu seperti panjang dan berat. Ada paling tidak dua jenis variabel: satu variabel untuk pengukuran objektif dan tepat yang lain lebih samar-samar dan tidak untuk pengukuran akurat karena sifatnya abstrak dan subjektif.

OPERASIONALISASI VARIABEL
            Meskipun terdapat kekurangan dari pengukuran fisik untuk mengukur variabel yang samar-samar namun ada jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah ini. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah mengurangi gagasan abstrak atau konsep untuk menjadikan karakteristik penelitian lebih mungkin untuk diobservasi. Pengurangan abstrak atau konsep untuk memberikan jalan yang berwujud untuk melakukan pengukuran disebut mengoperasionalisasikan konsep.
            Operasionalisasi konsep dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan dimensi, aspect dan sifat yang dilambangkan oleh konsep yang digunakan. Ini kemudian diterjemahkan ke dalam unsur-unsur yang dapat diamati dan terukur sehingga dapat mengembangkan suatu indeks pengukuran konsep. Operasionalisasi konsep melibatkan serangkaian langkah. langkah pertama adalah untuk datang dengan definisi konstruk yang Anda ingin ukur. Langkah kedua adalah pengembangan dari serangkaian memadai dan perwakilan dari item atau pertanyaan.
            Operasionalisasi: dimensi dan elemen
Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur  sehinggan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.
            Pengoperasionalan multi dimensi konsep dari motivasi pencapaian
Seorang peneliti harus menyimpulkan motivasi dengan mengukur dimensi perilaku, fakta, atau karakteristik yang kita harapkan untuk ditemukan pada orang dengan motivasi berprestasi tinggi. Memang, tanpa mengukur dimensi, aspek, atau karakteristik, kita tidak akan bisa sampai pada bottom-line pernyataan tentang hubungan antara gender dan motivasi berprestasi. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membangun abstrak melalui tinjauan literature untuk menemukan apakah ada konsep pengukuran, baik melalui jurnal ilmiah ataupun scale handbooks.
            Elemen dan Dimensi dari
Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur  sehinggan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.

Elemen Dimensi 1
Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur. Menelusuri seberapa sering orang terus tekun melakukan pekerjaan meskipun diterpa kegagalan merupakan refleksi ketekunan dalam mencapai tujuan. Ketekunan akan mendorong seseorang untuk meneruskan usaha. Karena itu, ketekunan bisa diukur dengan jumlah kemunduran yang orang alami dalam pekerjaan dan tetap melanjutkan pekerjaan tanpa terhalang oleh kegagalan. Misalnya seorang akuntan mungkin menemukan bahwa ia tidak berhasil menyeimbangkan saldo neraca. Ia menghabiskan waktu selama 1 jam berusaha mendeteksi kesalaahn, gagl melakukanya, menyerah dan meninggalkan tempat kerja. Karyawan lain yang berada dalam posisi serupa tetap sabar bekerja, menemukan kesalahan. Dalam hal ini, mudah untuk menentukan siapa dari keduanya yang lebih tekun hanya dengan mengamatinya.
Dengan demikian, jika kita dapat mengukur berapa banyak jam per minggu yang individu berikan untuk aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, seberapa tekun meraka dala menyelesaikan tugasa sehari-hari, serta berapa sering dan untuk alasan apa mereka tidak masuk kerja, kita akan memiliki suatu ukuran yang menunjukkan sampai tingkat apa karyawan digerakkan oleh pekerjaan. Variable ini, jika kemudian diukur, akan menempatkan individu pada sebuah kontinum yang membentang dari mereka yang hidupnya diisi dengan bekerja . ha; tersebut, kemudian akan member beberapa petunjuk mengenai tingkat motivasi pencapaian mereka.

Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti (1) berapa sering Anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berda di tempat kerja? (2) apa hobi Anda? dan  (3) bagaimana anda menghabiskan waktu ketiak tidak ditempat kerja? Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa bisanya tidak memikirkan pekrjaan atau tempat kerja ketika dirumah.
Jadi, kita bias menempatkan karyawan pada sebuah kontinum yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit bersantai. Dimensi ini kemudian juga menjadi bias diukur.

Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecendurungan perilaku tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya, ada orang yang tidak seperti itu. Jadi , ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati perilaku. 
Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bias diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kontinum yang membentang  dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding yang memilih kadar tantangan yang lebih besar atau kecil. Individu yang berorientasi pencapaian cenderung realistis dan memilih pekerjaan yang tantangannya masuk akal dan dapat dicapai.

Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasa, rekan kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenain seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negatif, akan menunjukkan berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan, mereka akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan mereduksi level abstraknya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian. Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi , perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan.
Meskipun demikan, mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi, benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh perilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jka hal tersebut cukup praktis, akan terlalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan pola perilaku mereka sendiri dangan mengajukan pertanyaan tepat yang bisa direspons pada skala tertentu yang telah disusun.

APA YANG BUKAN DEFINISI OPERASIONAL
            Deifinisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya kesuksesan kinerja tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang yang bermotivasi sangat mungkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan / atau kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi, tetapi tidak mengukur level motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja.
            Jadi jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara opersional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid. Hal tersebut bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan menjadi tidak ilmiah.

TINJAUAN DEFINISI OPERASIONAL
            Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperi hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaandan sikap. Variabel yang lebih objektif seperti usia atau tingkat pendidikan cukup mudah untuk diukur melalui pertanyaan langsung, sederhana, dan tidak perlu didefinisikan secara operasional.

DIMENSI INTERNASIONAL DARI OPERASIONALISASI
            Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk diingat bahwa variabel tertentu memiliki makna yang berbeda dan konotasi dalam budaya yang berbeda. Adalah bijaksana bagi para peneliti yang berasal dari negara yang berbeda berbicara dalam bahasa untuk merekrut bantuan setempat untuk mengoperasionalkan konsep tertentu saat menyangkut lintas-budaya penelitian.                
            

0 komentar:

Posting Komentar