Mahasiswa dengan jiwa
idealisnya, akan selalu mempertahankan apa yang ia suarakan, tonggak aspirasi
yang dimiliki oleh seorang mahasiswa juga merupakan bagian dari apa yang
menjadi harapan setiap orang.Mahasiswa dalam kesehariannya
sering menjumpai, permasalahan yang bersifat klasik, sehingga, ia juga sarat
dengan berbagai macam hal yang berbau opportunis, berbagai macam hal yang
terdapat dikampus,
ternyata mempengaruhi mainstream seorang individu mahasiswa,
dan ternyata stigma yang seperti inilah yang akan mempengaruhi arus berjalannya sebuah laju pewarisan budaya intelektual.
ternyata mempengaruhi mainstream seorang individu mahasiswa,
dan ternyata stigma yang seperti inilah yang akan mempengaruhi arus berjalannya sebuah laju pewarisan budaya intelektual.
Mahasiswa dan birokrasi
merupakan dua elemen penting yang terdapat dalam setiap intitusi yang ada,
kedua bagian inilah yang terkadang menjadi hiasan kemilau yang kemudian menjadi
sebuah simbiosis mutualisme dan parasitisme. Birokrasi terkadang menanamkan
sebuah ideologi kepatuhan terhadap semua aturan kampus yang ada seperti cerdas,
peduli, amanah, dan santun (CAPS). Ke-empat ideologi ini apabila ia tertanam
dalam diri mahasiswa kemudian membentuk karakteristik seorang penurut, maka
terlahirlah jiwa – jiwa yang patuh terhadap semua aturan yang pernah ada.
Aturan memang baik untuk
dipatuhi, karena terkadang aturan itulah yang akan membuat semua apa yang
menjadi perencanaan akan berjalan dengan baik. Namun dalam menjalankan sebuah
aturan, perlu sebuah analisa yang kritis, apakah memang, aturan yang saya
jalani ini merupakan sebuah aturan yang murni karena kepentingan bersama, atau
berdasarkan kepentingan pada segelintir orang. Cerdas, peduli, amanah dan
santun (CAPS), merupakan suatu ideologi yang akan ditanamkan dalam jiwa seorang
mahasiswa dan akan diamalkan dalam kehidupan sehari – hari, pertanyaannya
kemudian, dari ideologi tersebut (CAPS) adakah kesadaran kritis yang akan
ditimbulkan, atau memang jiwa kritis itu tidak perlu dimiliki oleh seorang
mahasiswa ???
Berbagai macam tipe dan
karakteristik yang dimiliki mahasiswa terkadang membuat seseoran menjadi sulit
untuk menularkan jiwa intelektualisme dan kesadaran kritis mahasiswa,
doktringan yang kini mulai disebarkan oleh para pihak birokrasi sudah mulai
membudaya dalam keseharian mahasiswa. Berbagai macam aturan yang bersifat
membatasi pun dibuat oleh pihak birokrasi, agar supaya sang mahasiswa bisa
dijadikan sebagai boneka barbie yang bisa dimainkan sesuka hati.
Ideologisasi pun mulai tertanam
dalam jiwa seorang mahasiswa, sehingga birokrasi pun bebas memperlakukan
mahasiswa dengan sesuka hati, ironisnya meskipun apa yang dikatakan oleh birokrasi
ini tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa, ternyata dengan
ancaman IPK yang akan anjlok, nilai yang akan menurun bahkan pencabutan
beasiswa maka mahasiswa akan berusaha mengikuti segala perintah dan menjauhi
segala larangan si birokrat (hehehe) agar nasib buruk tak menimpa dirinya,
kasian jadi mahasiswa. Mesti ikut arus baru hidup nyaman !!!
Sejarah telah membuktikan
mahasiswa adalah kaum – kaum yang kuat dan anti terhadap penindasan, jiwa
idealisme pun merupakan satu hal yang tak bisa terbayarkan oleh uang apalagi
cuman IPK, banyak orang takut punya nilai anjlok, emangnya, ada jaminan yach,,
orang pintar itu punya IPK tinggi.
Kini, banyak kaum – kaum yang
terkadang buta dalam menilai sesuatu, ia hanya memandang segalanya serba bernilai
dengan estetika, tanpa tau hakekat dari apa yang telah ia nilai, IPK terkadang
dijadikan sebagai indikator kecerdasan seseorang, tapi adakah jaminan bagi para
petinggi – petinggi IPK itu pintar, cerdas, atau mungkinkah nilai yang
didapatkan itu murni hasil contekan, atau hasil dari usaha menjadikan orang
lain tumbal atas ambisi yang diinginkannya??? (heheh).
Kesadaran kritis dari seorang
mahasiswa sangatlah dibutuhkan, karena tidak sedikit kampus memiliki aturan
yang otoritarian tanpa melihat kondisi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa,
jangan gadaikan dirimu dengan hal yang bersifat relatif, jangan korbankan
kawanmu untuk meraih keuntungan dari sang birokrat, ingat kemampuan kolektif
seorang mahasiswa sangatlah dibutuhkan untuk sebuah perlawanan terhadap
penindasan yang terjadi.
fotonya mo saya...
BalasHapushidup mahasiswa
BalasHapus