Senin, 14 April 2014

Ch. 2 – SCIENTIFIC INVESTIGATION



            Suatu organisasi membutuhkan keputusan manajerial yang kiritis. Keputusan manajerial yang dihasilkan melalui penelitian ilmiah akan menghasilakan hasil yang lebih efektif. Investigasi ilmiah/penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisir, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut. Informasi dari investigasi ilmiah akan lebih obyektif ketimbang subyektif dan membantu manajer menyoroti hal-hal mendasar yang sifatnya kritis yang membutuhkan perhatian khusus untuk menghindari dampak negatif.

KARAKTERISTIK PENELITIAN ILMIAH
1.      Tujuan jelas
            Sebuah penelitian dijalankan karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.  Tujuan harus bersifat jelas agar memberikan dampak secara langsung kepada lingkungan bisnis.
2.      Ketepatan
            Tujuan yang jelas akan membawa peneliti pada cara yang tepat dalam mengidentifikasi masalah sehingga tidak terburu-buru menganalisis data dan informasi yang diperoleh. Hal ini akan meningkatkan level ketelitian dalam penelitian. Dengan demikian akan menghasilkan informasi yang akurat.
3.      Dapat diuji
            Penelitian yang dilakukan bisa berdasarkan hasil penelitian atau data penelitian sebelumnya. Penelitian ilmiah harus dapat diuji kebenarannya dengan melakukan uji statistik atas penelitian yang telah dilakukan sebelumya.
4.      Dapat ditiru
            Pada dasarnya, penelitian bisa berujung pada hasil yang hampir mirip. Perbedaannya terdapat pada kemampuan mendukung hipotesa yang telah ada jika penelitian dilakukan pada lingkungan bisnis yang bergerak pada  bidang yang sama.
5.      Ketelitian dan Keyakinan
            Seorang peneliti harus mendesain suatu metode penelitian yang terstruktur dan objektif agar hasil penelitian sedapat mungkin dekat dengan realitas agar pengguna informasi dapat menaruh kepercayaan terhadap hasil penelitian. Selain itu perlu ada ketelitian dalam mendesain metode penelitian tersebut proses yang dipilih dapat teridentifikasi dengan jelas. Ketelitian mengacu pada kedekatan temua dengan “realitas” berdasarkan sebuah sample. Dengan kata lain, ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sample. Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi manajer atau peneliti. Tingkat keyakinan ini ditandai dengan tingkat presentase. Dengan demikian, desain sampling dan metode ilmiah yang tepat akan menjadikan investigasi lebih mendalam dan akurat.
6.      Objektivitas
            Penelitian harus didasarkan ada fakta yang didukung oleh data yang actual sehingga tidak bersifat subjektif atau berdasarkan perasaa dan intuisi peneliti. Subjektifitas harus dihindari karena tidak akan memberikan dampak yang besar bagi lingkungan organisasi bisnis. Semakin objektif penelitian maka semakin ilmiahlah penelitian.
7.      Dapat Digeneralisasi
            Hasil penelitian ilmiah harus dapat digeneralisasi pada berbagai konteks yang berkaitan. Semakin luas konteksnya, semakin berguna penelitian ilmiah yang dilakukan bagi para pengguna informasinya. Untuk mencapai hal ini, seorang peneliti harus mendesain secara logis dan melakukan perincian dan analisis data dengan cermat.
8.      Hemat
            Seorang peneliti harus mendesain metode dan struktur proses penelitiannya secara sederhana. Hal ini untuk menghindari sifat kompleks yang membuat pengguna merasa sulit untuk mengerti hasil penelitian. Variabel penelitian harus diperhatikan agar informasi menjadi sederhana dan  mudah dipahami oleh pengguana untuk digunakan sesuai dengan kepentingan.

KETERBATASAN PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANAJEMEN
            Penelitian dalam bidang sosial memiliki keterbatasan karena tidak selalu menghasilkan informasi yang pasti. Kesulitan juga mungkin ditemui dalam memperoleh sampel yang representatif, membatasi kemampuan generalisasi dari temuan. Tetapi tidak berarti bahwa penelitian dalam bidang sosial termasuk manajemen tidak dapat mencapai taraf  ilmiah. Hanya karena dalam bidang social terdapat penggunaan intuisi dan perasaan sehingga data yang diperoleh bersifat subjektif. Sampai sebatas bahwa penelitian ini dirancang untuk memastikan kebermaksudan, ketelitian, dan kemungkinan testability maksimum, pengulangan, generalisasi, objektivitas, penghematan, dan presisi dan keyakinan, kita akan berusaha untuk terlibat dalam penyelidikan ilmiah.

METODE HIPOTESIS-DEDUKTIF
            Metode hipotesis deduktif sangat berguna dalam menyelesaikan masalah dasar yang bersifat manajerial karena menggunakan pendekatan yang sistematis.  Metode ini memiliki tujuh langkah yang tersusun secara sistematis yang sangat membantu dalam melakukan penelitian menggunakan metode hipotesis deduktif. Ketujuh langkah tersebut yakni:

1.      Pengidentifikasian masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mengamati perubahan yang terjadi pada suatu lingkungan tertentu, misalnya adanya perubahan dalam jumlah penjualan, adanya hasil akuntansi yang tidak benar. Identifikasi masalah harus memerhatikan situasi dan kondisi lingkungan yang bermasalah.
2.      Penemuan masalah
Seorang peneliti harus mengembangkan masalah yang ditemukan berdasarkan informasi awal yang diperoleh yakni faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah yang terjadi. Penemuan masalah ini harus sampai ke level paling dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan observasi literatur dan komunikasi dengan pihak yang berkaitan dengan apa yang sedang terjadi atau dihadapi.
3.      Pembangunan hipotesis
Pembangunan hipotesis dilakukan dengan memeriksa variabel-variabel yang menjelasakan mengapa masalah terjadi. Sebuah hipotesis harus dapat diuji (testable) dan falsifiable. Dengan adanya dua kriteria ini, sangat memungkinkan jika sebuah hipotesis disanggah karena hipotesis tidak dapat diuji kebenarannya, pada saat tertentu bisa saja menjadi salah.
4.      Penentuan pengukuran
Pengukuran variabel hipotesis harus jelas dan diidentifkasi secara cermat sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran atas penelitian isu yang sedang dihadapi.
5.      Pengumpulan data
Pengukuran membutuhkan data yang mendukung pengujian variabel-variabel hipotesis. Oleh karena itu, data harus faktual dan akurat.
6.      Penginterpretasian data
Interpretasi data berkaitan erat dengan analisis data yang diperoleh yang bermuara pada penentuan keputusan yang dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi. Seorang peneliti harus memberikan rekomendasi atas informasi atau data yang diinterpretasi agar pengguna bisa memilah-milah informasi sesuai dnegan kepentingannya.


JENIS PENELITIAN LAIN
A.     Studi Kasus
            Studi kasus adalah teknik pemecahan masalah yang mendalam dan bersifat kontekstual. Studi kasus lebih mudah dijalankan pada organisasi bisnis yang terbuka dan tidak merahasiakan data atau informasi yang dibutuhkan dalam studi kasus. Studi kasus akan membantu dalam menemukan faktor yang menyebabkan suatu isu atau kondisi terjadi. Studi kasus bersifat non kuantitatif sehingga informasi yang diberikan bersifat informasi kualitatif.

B.     Penelitian Tindakan
            Penelitian tindakan sangat tepat dilakukan jika ingin melakukan perubahan atas situasi yang sedang dialami. Penelitian tindakan membuka ruang untuk melakukan evaluasi atas penelitian yang dilakukan sehingga dapat diperbaiki dari waktu ke waktu. Penelitian tindakan akan memberikan warna baru terkait dengan metode dan jenis informasi yang disediakan.

0 komentar:

Posting Komentar