EKSPERIMEN
LAB
Kontrol
dan manipulasi adalah suatu yang terbaik untuk dilakukan dalam eksperimen
laboratorium di mana efek kausalitas dapat diuji. Ketika kontrol dan manipulasi
diperkenalkan untuk memperlihatkan hubungan sebab akbiat dalam model tiruan,
ada desain penelitian laboratorium yang dapat digunakan.
a. Kontrol
Ketika seorang peneliti mendalilkan
hubungan sebab akibat antara dua variabel dan Y, sangat mungkin bila faktor
lain dapat juga mempengaruhi variabel dependen Y. Pada beberapa kasus tertentu,
tidak mungkin untuk menentukan tingkat pengaruh X terhadap Y karena peneliti
tidak mengetahui berapa banyak jumlah variasi dalam Y yang dipengaruhi oleh
faktor lainnya. Hal inilah yang menjadi bagian penting yang harus dikontrol
yakni faktor-faktor yang mengkontaminasi variabel-variabel yang ada.
b. Manipulasi
Variabel Independen
Secara sederhana, manipulasi berarti
peneliti membuat level variabel yang berbeda untuk menilai dampak dari variabel
dependen. Hal ini dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh level
variabel yang dimanipulasi terhadap variabel yang sesungguhnya. Manipulasi dari
variabel independen disebut juga perlakuan (treatment)
dan hasil dari perlakuan disebut efek perlakuan.
c. Kontrol
atasVariabel Pengganggu yang Mencemari
1. Memadankan
kelompok
Salah satu jalan untuk mengontrol
variabel yang terkontaminasi adalah dengan mencocokkan kelompok yang bervariasi
dengan mengambil karakteristik yang ditemukan dan dengan bebas menyebarkannya
di antara kelompok.
2. Randomisasi
Jalan lain yang dapat ditempuh untuk
mengontrol variabel pencemar adalah dengan menempatkan 60 anggota secara cak
tanpa penentuan sebelumnya ke dalam empat kelompok. Dengan demikian, setiap
anggota mempunyai peluang yang diketahui dan sama untuk ditempatkan pada salah
satu dari empat kelompok yang telah dibagi sebelumnya.
Manfaat
randomisasi
Proses
randomisasi akan mendistribusikan ketidaksamaan antarkelompok berdasarkan hokum
distribusi normal. Dengan demikian, peneliti tidak perlu secara khusus
merisaukan faktor pencemar apa pun yang diketahui atau tidak diketahui.
d. Validitas
internal dari eksperimen lab
Validitas internal mengacu pada
keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dengan validitas internal,
seorang peneliti akan memilih subjek dan ditempatkan ke dalam kelompok berbeda
melalui pemadanan atau randomisasi. Hasil standar tersebut akan menunjukkan
hubungan sebab dan akibat antara variabel.
e. Validitas
eksternal dari eksperimen lab yang dapat digeneralisasi
Dalam eksperimen lab, terkadang ada
banyak jabaran tugas yang menjadikannya semakin kompleks da nada sejumlah
variabel yang tidak dapat dikontrol. Oleh karena itu, peneliti akan menjadi
tidak yakin tentang adanya hubungan sebab akibat dalam eksperimen lab sehingga
perlu dilakukan generalisasi yang memungkinkan dalam menilai variabel.
EKSPERIMEN
LAPANGAN
Eksperimen
lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alam yang berjalan
seperti biasa dan dilakukan setiap hari tetapi perlakuannya dalam satu atau
beberapa kelompok. Dalam eksperimen lapangan, meskipun anggota sulit untuk
mengontrol variabel pengganggu karena anggota tidak dapat ditempatkan dalam
kelompok secara acak atau cocok, perlakuannya tetap bisa dimanipulasi.
Validitas
Eksternal dan internal
Validitas eksternal mengacu pada tingkat
generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang atau peristiwa
lain dan validitas internal merujuk pada tingkat keyakinan tentang pengaruh
kausal.
Trade-off antara validitas internal dan
eksternal
Validitas internal dan eksternal
berkaitan erat. Untuk memastikan kedua validitas, peneliti biasanya pertama-tama
menguji hubungan dalam suatu situasi lab atau buatan yang dikontrol secara
ketat dan hubungan dibuktikan dengan pengujian hubungan kausal eksperimen
lapangan.
Faktor-faktor yang memengaruhi validitas
dalam eksperimen
a. Pengaruh
sejarah
Peristiwa atau faktor tertentu yang berdampak pada hubungan variabel bebas dan
variabel terikat mungkn muncul tanpa diduga karena adanya peristiwa sejarah
yang mengacaukan hubungan sebab akibat antara kedua variabel sehingga
memengaruhi validitas internal.
b. Pengaruh
maturasi
Hubungan sebab akibta juga dapat
dicemari oleh pengaruh perjalanan waktu di mana ditemukannya variabel lain yang
tidak bisa dikontrol. Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses
biologis dan psikologis yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari
perjalanan waktu.
c. Pengaruh
pengujian
Adanya hasil pengujian prates dan
pascates bisa mempengaruhi validitas karena mempengaruhi respons yang bisa
menjadikan validitas tidak menjadi baik.
d. Pengaruh
seleksi bias
Adanya pemilihan partisipan bisa membawa
pengaruh seleksi bias yang memengaruhi validitas internal dalam penelitian.
e. Pengaruh
mortalitas
Adanya pengaruh mortalitas dalam
kelompok akan membawa pengaruh terhadap validitas karena respon akan semakin
berbeda dan kompleks apalagi dengan berjalannya waktu.
f. Pengaruh
regresi statistik
Pengaruh regresi statistik terjadi
ketika anggota kelompok yang dipilih untuk eksperimen memiliki nilai variabel
dependen yang ekstrim .
g. Pengaruh
instrumentasi
Pengaruh instrumentasi adalah ancaman
lain untuk validitas internal. Hal ini muncul karena perubahan dalam
instrumentasi pengukuran antara prates dan pascates dan bukan karena perbedaan
dampak perlakukan pada akhirnya.
MENGIDENTIFIKASI
ANCAMAN TERHADAP VALIDITAS
a. Pengaruh
sejarah: tindakan anggota kelompok dalam penelitian bisa berbeda sehingga akan
sulit untuk memisahkan beberapa banyak kenaikan moral yang semata-mata
disebabkan oleh kondisi partisipatif.
b. Pengaruh
maturasi: melihat jangka waktu yang bisa memberikan pengaruh perubahan.
c. Pengaruh
pengujian: melihat bagaimana hubungan antara hasil pra tes dan pasca tes.
d. Pengaruh
bias seleksi: menunjukkan bagaimana pengaruh penempatan acak anggota kelompok.
e. Pengaruh
mortalitas: menunjukkan tingkat mortalitas yang memberi dampak terhadap
validitas internal.
f. Pengaruh
regresi statistik: menunjukkan pengaruh distribusi statistic terhadap validasi.
g. Pengaruh
instrumentasi: menunjukkan pengaruh penggunaan instrument terhadap validasi.
VALIDITAS
INTERNAL DALAM STUDI KASUS
Jika
terdapat ancaman terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab yang
dikontrol dengan ketat, menjadi sangat jelas mengapa peneliti tidak dapat
menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akbiat dari studi kasus yang
menjelaskan peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu.
JENIS
DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS INTERNAL
1. Desain
eksperimen semu
Maksudnya memberikan perlakuan kepada
sebuah kelompok eksperimen dan mengukur pengaruhnya tetapi tidak mengukur
hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Dua jenis ekperimen semu, yakni:
a.
Prates
dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen
Yakni dengan melakukan prates,
memberikan perlakuan, dan kemudian mengadakan pascates untuk mengukur pengaruh
perlakuan. Jika eksperimen dilakukan selama suatu periode waktu tertentu,
pengaruh sejarah dan maturasi juga mungkin mengacaukan hasil.
b.
Kelompok
Eksperimen dan Kontrol Hanya dengan Pascates
Pengaruh perlakuan dipelajari dengan
menilai perbedaan hasil yaitu skor pascates kelompok eksperimen dan kontrol.
Namun, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kedua kelompok
mengalami pemadanan untuk semua kemungkinan faktor pengganggu yang mencemari.
2. Desain
eksperimen murni
Meliputi perlakuan, kelompok kontrol,
dan merekam informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan.
3. Studi
Buta Berganda
Yakni penelitian dan keketatan ekstrem
diperlukan dalam desain eksperimen yang secara tidak sadar siapa yang menjadi
subjek dan objek.
4. Desain
Ex Post Facto
Yakni eksperimen dimana tidak ada
manipulasi variabel bebas dalam situasi lab atau lapangan namun subjek yang
telah diberi stimulus dan tidak ada waktu untuk dipelajari.
Simulasi
adalah teknik membangun model untuk menentukan pengaruh perubahan berbasis
komputer menjadi popular dalam penelitian bisnis. Simulasi dapat dianggap
sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi yang diciptakan secara khusus
yang sangat dekat mewakili lingkungan alami di mana kegiatan biasanya
berlangsung.
ISU
ETIS PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN
Dalam
penelitian desain eksperimen, hal yang dianggap tidak etis yakni: mendesak
orang untuk berpartisipasi dengan paksaan, memberikan tugas kasar dan
mengajukan pertanyaan yang mengurangi harga diri, menipu subjek, menimbulkan
stress fisik atau mental, menggunakan hasil penelitian yang merugikan
responden, tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh
responden.
IMPLIKASI
MANAJERIAL
Sebelum
menggunakan desain eksperimental adalah penting untuk membertimbangkan apakah
hal tersebut perlu karena desain eksperimen membutuhkan supaya khusus dan
mengubah-ubah tingkat intervensi dengan arus kegiatan yang biasa. Pengetahuan
hubungan sebab-akibat membantu perkembangan sejumlah studi awal yang dilakukan
untuk menguji apakah faktor seperti sistem bonus, tariff per satuan, waktu
istirahat, dan seterusnya membawa pada hasil positif seperti motivasi yang
lebih baik, peningkatan kerja, dan kondisi kerja lainnya yang diinginkan di
tempat kerja.
Hai, saya izin copas untuk tugas ppt metopen. teria kasih sangat bermanfaat.
BalasHapus